Langsung ke konten utama

Doa Kita Pasti Dikabulkan

 

Pernah nggak sih kalian berdoa tapi nggak langsung terkabul? Doanya terkabul, tapi beberapa bulan kemudian, bahkan beberapa tahun kemudian sampai kalian lupa kalian pernah berdoa hal tersebut. Bukan, bukan karena Tuhan tidak sayang kepada kita, tetapi Tuhan ingin melihat seberapa besar usaha dan upaya kita dalam mewujudkan doa tersebut. Segala hal yang kita inginkan tentu saja harus diusahakan bukan? Tuhan benar-benar mengabulkan doa kita di saat yang tepat. Saat kita sudah siap untuk menerima terkabulnya doa tersebut.

Begini, aku kasih gambarannya. Dulu, semasa SMA kelas 3, aku pernah berdoa kepada Allah SWT kalau kelak aku ingin bekerja dengan hari kerja yang sama seperti saat masih sekolah. Saat itu, sekolahku mulai dari hari senin sampai sabtu. Aku ingat sekali, aku benar-benar berharap suatu saat nanti aku ingin bekerja di hari seperti saat sekolah dengan hari minggunya libur, dan jam kerja dari pagi sampai sore. Voila, 2 tahun setelah lulus SMA, aku benar-benar bekerja di hari senin sampai sabtu dari jam 8 sampai jam 4 sore.

Jujur, aku juga baru menyadarinya belum lama ini, ternyata harapanku semasa sekolah benar-benar menjadi kenyataan. Betapa Allah SWT sungguh mendengarkan doa setiap hamba-Nya.

Pernah juga kemarin, aku bercerita kepada rekan kerjaku kalau aku ingin minum air kelapa. Lalu keesokan harinya, ada orang antar kelapa gratis ke tempat kerja. Well, sebenarnya itu milik bos, tapi diberikan kepada karyawannya. Dari situ aku menyadari bahwa, setiap ucapan kita memang benar adalah doa. Tapi, aku masih sering lupa. Aku masih belum bisa mengontrol apa yang aku ucapkan sampai kemudian aku menyesal telah melontarkan perkataan tersebut. Bukan, bukan kalimat kasar, kok. Tapi, kalimat yang membuat aku merenung di malam hari, apakah tadi siang perkataanku terlalu kasar bagi dia? Apakah dia tersinggung? Saat itu, aku berkata kepada diri sendiri untuk tidak banyak bicara lagi, lebih baik diam. Tapi, keesokan harinya, aku tetap bicara panjang lebar. Hanya saja, aku sedikit mengontrol kata-kataku.

Omong-omong tentang bicara kepada orang lain, aku juga seringkali menyesal dan berkata kepada diri sendiri, “Kenapa aku harus se-over itu terhadap orang lain? Over bicara, sampai membicarakan hal yang setelah kupikir-pikir, cukup pribadi tapi tidak penting-penting amat juga. Walaupun sebenarnya banyak yang bilang aku pendiam, tapi aku sering sharing berlebihan terhadap orang lain. Aku juga tahu, apa yang kuceritakan tidak penting bagi orang lain, tapi kenapa aku tetap cerita? Hahaha entahlah. Sepertinya konsep “pendiam” memang harus benar-benar kuterapkan. Selain itu, walau bukan perkataan kasar, berpikir sebelum bicara itu sebuah keharusan. Tidak usah buru-buru, karena kalau orang mau mendengarkan dia pasti mau menunggu (reminder untukku sendiri). Bicara itu seperlunya, tapi terkadang sulit menahan diri untuk tidak bicara, jadi, jalur alternatifnya adalah berbicara kepada diri sendiri. Tetapi aku benar-benar khawatir karena sudah ribuan kalimat tidak penting yang telah aku ucapkan selama ini. Aku sering teringat sebuah hadist yang mengatakan bahwa Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya dia berkata baik atau diam” (HR Muslim no 222). Jadi, diam adalah jawaban, kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tingkatkan Minat Baca di #HariBukuSedunia

Buku apa yang sedang kalian baca?  Membaca adalah jendela dunia. Pepatah tersebut seringkali kita dengar. Jendela dunia di sini tidak diartikan secara harfiah. Maksudnya, dengan membaca kita dapat mengetahui apa yang terjadi di dunia tanpa harus benar-benar pergi mengelilingi dunia. Berbagai media menjadi sarana untuk membaca seperti media cetak dan elektronik. Yang paling umum kita jumpai tentu saja buku. Rangkaian halaman penuh informasi yang dikumpulkan menjadi satu tersebut masih menjadi media paling utama bagi kita untuk mencari ilmu maupun sekedar hiburan semata. Menariknya, di zaman modern seperti sekarang, membaca buku bisa dilakukan dimana saja dan dalam bentuk yang lebih variatif. Berkat kemajuan teknologi, kita bisa membaca buku melalui perangkat elektronik seperti handphone  dan komputer. Dalam hal ini, buku dikemas dalam bentuk kumpulan halaman digital dengan berbagai macam ekstensi. Diantaranya yang paling sering digunakan seperti pdf, txt, epub, dan lain ...

Memaafkan, Hal Sulit yang Mendamaikan

Manusia memang tidak ada yang sempurna. Setiap manusia sudah pasti melakukan kesalahan. Tidak ada manusia yang luput dari dosa. Dan setiap manusia sudah pasti pula memiliki hati nurani baik untuk meminta maaf ataupun memaafkan kesalahan orang lain. Maaf. Satu kata yang kita katakan kepada orang lain setiap kali kita melakukan tindakan buruk. Maaf berarti mengaku salah. Meminta maaf bukan berarti mengakui kekalahan, tapi mengakui kesalahan. Akan tetapi, meminta maaf bukanlah perkara mudah lho, kawan. Memohon maaf tidak semudah mengatakannya. Orang-orang yang mengucap kata maaf harus berbesar hati untuk mengeluarkan sepatah kata yang sangat bermakna tersebut. Terdengar sepele, tetapi memberi efek yang sangat dahsyat. Bagaimana tidak? Kedua belah pihak, yang merasa dirugikan dan merugikan sudah pasti menyiapkan diri dan hati untuk bisa meminta maaf dan menerima maaf. Kita seringkali lalai dalam setiap hal yang kita lalui dalam kehidupan sehari-hari. Ada kalanya, meskipun tanpa seng...